Apakah dia merasa putus asa ketika mengetahui bahwa gaji suaminya yang masih kuliah itu hanya 200 ribu sebulan?
Apakah dia putus asa ketika mereka harus berpindah-pindah kontrakan dari satu rumah mungil ke rumah mungil yang lain?
Apakah perempuan itu mengeluh, ketika berbulan-bulan hanya makan tempe dan sayur, yang masing-masing dibeli
seribu rupiah di warung, ketika sang suami tak bekerja cukup lama?
Apakah dia putus asa ketika mereka harus berpindah-pindah kontrakan dari satu rumah mungil ke rumah mungil yang lain?
Apakah perempuan itu mengeluh, ketika berbulan-bulan hanya makan tempe dan sayur, yang masing-masing dibeli
seribu rupiah di warung, ketika sang suami tak bekerja cukup lama?
Jawabannya tidak.
Perempuan berwajah manis, yang saya kenal itu sebaliknya selalu terlihat cerah, seolah permasalahan ekonomi yang menerpa keluarga kecil mereka, tak berarti apa-apa.
Perempuan berwajah manis, yang saya kenal itu sebaliknya selalu terlihat cerah, seolah permasalahan ekonomi yang menerpa keluarga kecil mereka, tak berarti apa-apa.
Pun ketika kesulitan hidup terus berlanjut. Menjelang kelahiran anak pertama mereka, suami masih belum
memiliki pekerjaan yang mapan. Tapi perempuan itu tidak putus asa. Sedikitpun dia tak menyesali telah menikah dengan lelaki pilihannya. Lelaki yang dia cintai karena kecerdasan dan kegigihannya. Lelaki yang amat dia hormati, yang dia tahu selalu berupaya sungguh-sungguh untuk membahagiakan, dan membuatnya merasa seperti seorang putri.
memiliki pekerjaan yang mapan. Tapi perempuan itu tidak putus asa. Sedikitpun dia tak menyesali telah menikah dengan lelaki pilihannya. Lelaki yang dia cintai karena kecerdasan dan kegigihannya. Lelaki yang amat dia hormati, yang dia tahu selalu berupaya sungguh-sungguh untuk membahagiakan, dan membuatnya merasa seperti seorang putri.
Dan kenyataan bahwa mereka tinggal di rumah kontrakan yang nyaris mau runtuh, dengan kamar mandi jelek, dan
serangga di mana-mana yang kerap membuat menimbulkan ruam merah pada kulitnya yang putih. Perempuan itu
tidak pernah sedikitpun mengeluh.
serangga di mana-mana yang kerap membuat menimbulkan ruam merah pada kulitnya yang putih. Perempuan itu
tidak pernah sedikitpun mengeluh.
Lalu anak pertama lahir. Gagah, dengan alis tebal nyaris bertaut. Dia dan suami menerima kehadiran pangeran kecil itu dengan hati berbunga. Meski mereka harus berhutang ke sana ke mari agar biaya kelahiran yang melalui prosedur caesar itu, bisa dilunasi. Sekali lagi, perempuan itu tidak pernah mengeluh.
Hidup baginya adalah rentetan ucapan syukur kepada yang kuasa, dari waktu ke waktu. Ketika anak kedua mereka lahir, roda ekonomi keluarga telah jauh lebih baik. Laki-laki yang dicintainya mendapatkan pekerjaan yang mapan. Mereka tak lagi bingung memikirkan kebutuhan sehari-hari, makan, lalu susu buat anak-anak.
Perempuan yang saya kenal sejak lama itu, membantu suaminya dengan bekerja paruh waktu bagi sebuah taman
bermain anak-anak yang cukup prestise. Seiring kehidupan yang mulai membaik, perempuan itu tak lagi
mengerjakan semua sendiri. Apalagi seorang buah hati lagi telah hadir. Sang suami memintanya lebih konsen kepada pekerjaan paruh waktu yang digeluti istrinya. Tahun ke empat pernikahan mereka mulai menyewa baby sitter, ketika itu si bungsu belum lagi berusia sepuluh bulan.
bermain anak-anak yang cukup prestise. Seiring kehidupan yang mulai membaik, perempuan itu tak lagi
mengerjakan semua sendiri. Apalagi seorang buah hati lagi telah hadir. Sang suami memintanya lebih konsen kepada pekerjaan paruh waktu yang digeluti istrinya. Tahun ke empat pernikahan mereka mulai menyewa baby sitter, ketika itu si bungsu belum lagi berusia sepuluh bulan.
Lalu datanglah kesempatan bagi sang istri. Lembaga tempat dia bekerja paruh waktu, menawarkan program
training ke luar negeri. Awalnya sang istri ragu, sebab dia khawatir meninggalkan anak-anak selama dua pekan. Tetapi lelaki yang dicintainya memberikan support dan mendorongnya untuk pergi,
training ke luar negeri. Awalnya sang istri ragu, sebab dia khawatir meninggalkan anak-anak selama dua pekan. Tetapi lelaki yang dicintainya memberikan support dan mendorongnya untuk pergi,
“Ini pengalaman bagus buat Ibu,” kata lelaki itu.